Sunday, February 2, 2014

Jika Anakmu Seorang Dokter Muda (Coass)

0 comments

Seorang anak yang telah menentukan langkah kakinya sebagai calon tenaga kesehatan mungkin akan sangat jarang bertemu dengan keluarganya. Setiap hari langkah kakinya meniti jalan di lorong-lorong rumah sakit agar bisa menjalankan ilmu yang dipelajari bertahun-tahun bisa dimanfaatkan banyak orang. Tidak seperti orang kuliah maupun kerja kebanyakan orang. Pagi-pagi buta terkadang adzan shubuh belum berkumandang para coass ini menuju ke rumah sakit untuk menjalankan tugasnya. Memeriksa satu demi satu pasien dengan upaya mengetahui kondisi pasien. Salah satu kebiasaan yang sering coass lakukan.

Guru para coass di rumah sakit yang paling utama ada pasien. Karena pasien yang memberikan pengalaman dan kesempatan agar coass bisa menerapkan ilmu yang coass punya. Tak selalu coass mendapatkan senyuman manis dari pasien namun coass tetap menjalankan tugasnya. Ya tak berharap lebih yang coass harapkan, karena dari diri pasien coass menjadi lebih tahu. Inilah pesan guru kami untuk selalu menghargai dan menghormati pasien. Terkadang juga coass ditolak periksa oleh pasien karena kurangnya pengalaman. Inilah coass karena ingin belajar walaupun terkadang banyak orang berpikir coass menjadikan pasien sebagai bahan percobaan.

Kerja coass tidak seperti pegawai Rumah sakit lainnya yang bisa pulang disaat jam kerja selesai. Coass masih memiliki jam jaga hingga esok hari. Coass pun setelah jaga semalaman untuk mengetahui kondisi pasien yang sewaktu-waktu perlu penanganan keesokan harinya coass tetap masuk pagi untuk menjalankan tugas seperti bisa. Satu setengah hari menjalani rutinitas di Rumah sakit yang terus berjalan. Terkadang bisa seminggu para coass tidak pulang untuk tetap di Rumah sakit memantau pasien-pasien yang memerlukan pengawasan 24 jam. Jam tidur coass terbatas dan tetap harus belajar dari textbook sebagai sumber belajar. 

Sering orangtua menanyakan kapan bisa pulang ke rumah. Coass menjalani massa studinya berbeda dengan masa perkuliahan S1. Coass dibagi-bagi kelompok kecil yang tersebar dalam beberapa bagian. Jadwal yang tersusun begitu padat antar bagian saling menyambung waktunya. Buat jadwal liburan tak menentu keberadaannya. Ketika S1 ada liburan semester bisa mencapai liburan 1 bulan lebih lamanya, namun bagi coass tidak berlaku. Coass hanya mendapatkan jatah liburan yang sudah diatur jadwal dengan waktu yang tidak begitu panjang. Pulang adalah suatu hal yang luar biasa bagi coass untuk bisa bertemu keluarga di kampung halaman. Inilah alasan coass jarang pulang ke rumah. Bukan tidak peduli kepada orang tua ataupun keluarga, karena coass harus membagikan waktunya untuk kesehatan orang lain yang belum tentu coass mengenalnya. Terkadang tidak pulang saat hari raya besar dan tetap mengabdikan diri untuk pelayanan kesehatan.

Bagi lulusan S1 yang telah mendapatkan gelar sudah bisa melamarkan dirinya untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Tentu berbeda bagi coass. Setelah mendapatkan gelar sarjana, coass harus tetap menjalankan studinya untuk bisa meraih gelar dokter. Untuk menempuh studi coass bisa mencapai 1,5 ataupun 2 tahun. 

Untuk Bapak dan Ibu, Coass tidak bisa ditempuh dengan waktu yang singkat dan perjuangan coass mengorbankan waktu bersama kalian. Bukan kami tak mencintaimu tapi coass sudah berjanji mengabdikan diri untuk pelayanan kesehatan. Coass sering memperhatikan kesehatan orang lain tapi lupa untuk kesehatan dirinya sendiri. Doakan coass yang tidak selalu bisa berkumpul bersama kalian agar para coass tetap bisa membakhtikan diri. Rindu para coass pasti ingin berjumpa dengan kalian. 

Kami tahu harapan Bapak dan Ibu kami agar kami menjadi dewasa dan bangga dengan impian dan harapan Bapak dan Ibu. Hanya Doa yang kami dari Rantauan untuk orangtua kami tercinta. 

*Purwokerto 26 Januari 2014

Leave a Reply