Thursday, January 12, 2012

Mendengar sehingga Engkau Paham

0 comments
"Dengarlah dengan tulus lalu selaraskan dengan Hati dan Pikiran."

Salah satu indera manusia yang diciptakan Allah SWT adalah telinga sebagai indera pendengaran. Terkadang apa yang kita lihat, rasakan dan semua indera menjadi pembantu penegakan diagnosis sebuah penyakit yang sering dilakukan oleh dokter. Dan ternyata peran mendengarkan cerita dari pasien begitu penting karena bisa membantu dokter dalam menyelesaikan masalah pasien sehingga bisa mengambil keputusan diagnosis.

Seorang dokter harus mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan keterampilan skill. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari belajar yang diajarkan oleh dosen di fakultas kedokteran hingga textbook yang begitu tebalnya. Namun keterampilan skill tidak semuanya bisa didapatkan ketika bersekolah di kedokteran selama menjenjang gelar sarjana. Banyak sekali keterampilan skill yang harus dimiliki seorang dokter dari kemampuan berkomunikasi, mengambil keputusan, hingga sampai menjadi seorang manajer, sesuai yang dicetuskan oleh seven star doctor dari WHO dan SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) dari IDI.

Tidak semua pasein yang datang ke dokter dengan keluhan masalah yang terjadi pada tubuhnya, banyak juga dari pasein yang hanya ingin berkonsultasi tentang masalah kesehatan. Dokter dituntut untuk mampu bisa berkomunikasi dengan baik ketika sedang menggali informasi dari anamnesis. Tapi ternyata tidak semua hal bisa diperoleh melalui anamnesis. Ada beberapa pasien lebih suka banyak bercerita daripada hanya menjawab sepotong pertanyaan. Maka itulah teknih mendengar dibutuhkan tidak hanya memotong ceritanya. Karena kondisi jumlah pasien yang banyak dengan waktu terbatas seorang dokter terkadang memotong pembicaraannya supaya mengefektifkan waktu.

Sebenarnya yang diceritakan adalah sebuah masalah dan dokter harus pandai untuk menggali sedalam-dalamnya untuk membantu penegakan diagnosis. Ini serupa dengan kehidupan sehari-hari. Jika ada seorang teman yang sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, banyak diam dan termenung memikirkan masalah ini. Mereka hanya butuh teman untuk bisa dibagikan cerita tanpa harus adanya solusi yang berarti. Teman yang bijak akan mendengarkan dengan tulus hingga cerita berakhir dan memberikan solusi terbaiknya.

Hal serupa dengan dokter dihadapkan masalah yang tidak hanya untuk menentukan diagnosis masalahnya tapi juga memberikan waktu yang berharga untuk bisa mendengarkan pasiennya. Mereka akan merasa lebih senang ketika kita diam dan mendengarkan ceritanya hingga berakhir.

"Yang paling hebat dari alat-alat kedokteran yang paling canggih adalah sisi kemanusiaan dokter - telinga yang mendengar dan sentuhan yang menyembuhkan adalah alat penyembuh sepanjang zaman." dr. Guarneri

Sebuah kisah masa lalu dr. Mimi Guarneri, ketika menjadi dokter magang di rumah sakit Cornel, Amerika Serikat, yang sedang bertugas keliling sampai mengikuti dosennya yaitu seorang dokter tua. Dokter tua itu mempunyai rambut keperakan dan bertubuh bungkuk, bersama stetoskop dan palu refleks di sakunya.

Ketika tugas berkeliling berakhir, dokter tua itu berpesan. "Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada kalian sebelum saya pulang hari ini, sebuah pelajaran yang tak kalian pelajari di sekolah kedokteran. Jika kalian membiarkan pasien berbicara dan menceritakannya kisahnya, dan kalian bersungguh-sungguh mendengarkannya, mereka akan memberitahu diagnosisnya pada kalian. Tetapi jika kalian terus menyela sehingga mereka enggan menyampaikan kisahnya, kalian terpaksa akan terus menyuruh mereka menjalani tes-tes dan uji lab dan kalian akan melewatkan jawaban sesungguhnya, tepat di depan mata kalian."

Kisahnya berlanjut ketika dia dihadapkan oleh seorang pasien yang memiliki penyakit kardiovaskuler yang telah banyak didiagnosa oleh dokter lain dengan bermacam-macam penyakit. Namun ketika pasien tersebut menanyakan kesediaan waktu dokter Guarneri, ia menyatakan untuk memberikan waktunya. Di akhir cerita sang pasien berkata kepada dokter Guarneri, "Kau baru saja melakukannya dokter Guarneri. Kau meluangkan waktu untuk mendengar."

Hal ini yang hanya diharapkan seorang pasien untuk bisa seorang dokter mendengarkan kisahnya, tidak hanya sebatas berburu-buru karena keterbatasan waktu. Begitu kekuatan mendengarkan daripada banyak berbicara tapi tidak membuat pasien nyaman.

"Ketulusan untuk mendengar mampu membuat keputusan dengan bijaksana."

Leave a Reply