Monday, December 5, 2011

Transformasi Kehidupan

0 comments
"Ketulusan yang ikhlas, senyuman dari hati dan indahnya ilmu merupakan obat untuk menyembuhkan orang yang berada di sekelilingmu."

Awal ketika waktu masih SMA senang sekali diri mencintai pelajaran sains sehingga perjuangan yang keras untuk mencintai lebih dalam dan berusaha untuk bisa memasuki kelas IPA. Rasa pesimis itu muncul karena mengetahui persaingan yang begitu luar biasa. Namun Alhamdulillah Allah mewujudkan untuk bisa melanjutkan belajar di kelas IPA. Perjuangan tidak berhenti sampai disitu, anak IPA merupakan anak-anak pilihan yang terbaik dari setiap kelas sehingga tiada kata menyerah untuk menjadi yang terbaik.

Untuk membuktikan bisa menjadi yang terbaik di kelas IPA dengan menjadi peserta olimpiade sains yang diadakan hampir setiap tahunnya di tingkat kota dan akhirnya memilih Kimia sebagai mata pelajaran yang digeluti. Kegemaran akan sains terutama matematika, kimia dan fisika, merancang cita-cita untuk bisa berkuliah di jurusan teknik dan universitas ternama di Indonesia. Perjuangan di mulai dari kelas XI IPA untuk meraih mimpi.

Berjalannya waktu membuat semangat terus membara supaya apa yang bisa dimimpikan bisa terwujud. Namun suatu ketika membaca sebuah majalah yang artikelnya berisikan kisah seorang dokter yang bekerja diperdalaman daerah Indonesia. Beliau merupakan sosok teladan yang bisa memberikan inspirasi untuk bisa mengabdi di negeri tercinta ini. Bahkan perjuangan beliau tidak hanya mengorbankan waktu dan tenaga beliau, tapi jiwa dan raga beliau relakan untuk bisa mengetaskan masalah kesehatan yang jarang terjamaah oleh orang kebanyakkan. Beliau merelakan nyawa untuk menolong orang ketika beliau berada di sebuah kapal yang akan tenggalam. Setelah membaca kisah ini membuat hati berputar dari impian awal untuk menjadi seorang dokter.

Akhirnya saya mencari informasi tentang fakultas kedokteran yang berada di Indonesia dan terutama kampus terbaik di negeri ini. Ternyata, passing grade jurusan kedokteran merupakan yang paling tertinggi di setiap universitas. Ini membuat saya harus menyiapka perbekalan yang lebih kuat untuk bisa menembus fakultas kedokteran. Banyak orang yang mengatakan bahwa masuk kedokteran itu selain memerlukan otak yang cerdas namun juga butuh finansial yang besar untuk bisa masuk. Kondisi keluarga saya yang ekonomi yang termasuk berkecukupan, harus memikirkan ulang untuk masuk ke jurusan kedokteran.

Motivasi yang diberikan oleh guru-guru saya membangkit semangat dan menguatkan mental untuk terus bekerja keras meraih mimpi. Yah walaupun saya hanya seorang anak supir angkutan umum, tidak menjadi saya minder untuk bisa bersekolah menjadi seorang dokter nantinya. Salah satu guru mengatakan, "Gunakan segala pontesi yang kau miliki tapi ada satu kekuatan yang lebih besar yaitu KEYAKINAN untuk bisa memperolehnya." Ini yang membuat mindset berpikir saya berubah untuk bisa berpikir positif bahwa apa yang saya juangkan akan menghasilkan buah yang manis.

Mencari informasi pendaftaran kedokteran di universitas negeri dengan biaya yang terjangkau untuk keluarga saya dan untuk bisa mendapatkan itu semua, ternyata ada melalui jalur masuk prestasi dan akan bersaingan orang-orang pintar diseluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan satu bangku di universitas terbaik. Namun Allah belum berkehendak kepada saya untuk bisa berkuliah disana.

Perjuangan belum selesai, saya terus mencoba mengikuti ujian masuk dengan mengikuti ujian jalur mandiri namun dengan harga biaya yang tidak terlalu mahal. Akhirnya mencoba mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian mandiri universitas negeri terbaik di jogja. Saya dan teman-teman yang berharap besar bisa berkuliah disana bergegas untuk menyiapkan amunisi untuk bisa menghadapi soal-soal ujian. Dengan daftar pilihan pertama fakultas kedokteran dan pilihan terakhir fakultas mipa jurusan kimia. Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan dengan memperolah jurusan kimia, namun saya masih punya keyakinan untuk bisa masuk ke fakultas kedokteran.

Ketika mencari-cari informasi fakultas kedokteran, saya mendapatkan ada salah satu fakultas kedokteran yang berada di UNSOED. Tapi saya masih bingung walaupun kampus ini negeri tapi saya tidak dimana kampus berada. Tanpa melihat itu saya mencoba untuk mendaftar karena keinginan yang kuat untuk bisa menjadi seorang dokter. Seperti biasanya ketika dihadapkan sebuah pilihan jurusan saya memilih jurusan kedokteran pertama dan keduanya teknik karena saya berpikir kalau tidak bisa diterima di kedokteran saya masih bisa berkuliah di jurusan teknik yang kemampuan yang saya miliki. Dalam proses berjuang saya terus berdoa dan meminta restu kepada orang tua. Selama proses menunggu hasil ujian saya sempat mendaftar di Ujian Masuk Bersama (UMB) yang diadakan untuk 6 universitas negeri pada waktu itu.

Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa masuk ke jurusan kedokteran di UNSOED dan membuat keluarga saya begitu bahagia karena anaknya akan bisa berkuliah. Namun tidak beberapa lama juga, saya mendapatkan pengumuman hasil dari UMB yang saya dinyatakan mendapatkan jurusan teknik di universitas beralmamater kuning yang terbaik di Indonesia. Ini yang membuat saya bingung karena akan menentukan masa depan nantinya. Di satu sisi saya akan menjadi dokter yang banyak orang mengatakan yang nanti ketika bekerja lebih gampang tapi kampus belum begini banyak terdengar orang sedangkan jurusan teknik ini berasal dari universitas yang banyak perusahaan mencarinya nanti. Dengan mint restu orang tua dan berdoa saya memutuskan untuk berkuliah di fakultas kedokteran UNSOED.

"Jas putih yang nantinya akan diperoleh akan menjadikan lambang pengabdian yang tulus untuk agama, nusa dan bangsa. Karena pengabdian tak terukur oleh materiil dan jasa."

Leave a Reply