Monday, May 28, 2012

Cinta Dokter Spesialis kepada Mahasiswa

0 comments
Hari ini begitu banyak lecture yang harus diikuti dari jam 7 sampai jam 5 sore. Tapi sudah menjadi kewajiban buat mahasiswa dalam menimba ilmu kedokteran. Blok yang sedang dihadapi saat ini merupakan blok kegawat daruratan (Emergency). Banyak bagian ilmu mengisi di blok ini mulai dari interna, mata, jiwa, forensik, dan masih banyak lagi dan terutama bedah. Salah satu lecture pada hari ini diajar oleh seorang dokter spesialis yang bagi saya, beliau ada dosen favorit dan baik kepada seluruh mahasiswanya.

Beliau hari ini tidak hanya memberikan kuliah tentang kegawatdaruratan tentang penyakit paru tapi memberikan cerita yang luar biasa untuk menjadi pembelajaran buat kami semua. Beliau bercerita bahwa seorang mahasiswa harus memiliki attitude yang baik kepada dosen. Karena bagaimanapun juga dosen merupakan orang tua yang telah memberikan ilmu kepada kita. Beliau memberikan motivasi kepada kita agar kesalahan yang pernah terjadi jangan pernah terulang.

Beliau bercerita ada salah satu dari dokter muda yang konsul ke salah satu dosen spesialis dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya ke dokter spesialis tersebut. Dokter muda itu langsung menuju ke rumah dokter spesialis dan ketika saat itu dokter tersebut sedang ada tamu. Dokter speasialis itu dengan ramahnya menanyakan tentang keluhan dan kondisi si pasien yang akan dikonsulkan dokter muda ini. Namun dokter muda ini malah bersikap acuh dan menjawab semaunya sendiri. Akhir pertemuan ini dokter spesialis ini melaporkan kejadian ini kepada dokter spesialis yang bertanggung jawab di bagian tersebut. Akhir cerita dokter muda ini mengakui kesalahannya dan dokter spesialis memberikan teguran yang baik kepada dokter muda ini. Sikap beliau seperti seorang ibu yang mengingatkan kesalahan pada anaknya. 

Beliau bercerita kembali kepada mahasiswa yang saat itu begitu terpesona memperhatikan penjelasan beliau. Ada salah satu mahasiswa yang ketika itu berpapasan dengan beliau di suatu tempat. Dalam tradisi biasanya yang muda terlebih dahulu memberikan senyuman atau menyapa yang lebih tua. Tapi dia malah bersikap acuh ke beliau. Namun beliau begitu sungguh bijaksana memberikan senyuman terlebih dahulu kepada mahasiswa walaupun mahasiswa tersebut masih tidak memperdulikannya. Kejadian ini tidak hanya terjadi pada sekali waktu saja, tapi beberapa kali perjumpaan dengan mahasiswa tersebut.

Sungguh luar biasa apa yang telah beliau lakukan kepada mahasiswanya. Tidak pernah beliau memberikan sikap jelek kepada mahasiswanya, senyuman beliau yang selalu terpancar dengan keramah tamahannya. Beliau juga peduli kepada mahasiswanya, akan terjadi permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa. Semoga jasa-jasa beliau dibalas oleh Allah SWT dengan surga-Nya. Terima kasih ibu atas ceritanya untuk kami... :)

Leave a Reply