Monday, June 25, 2012

Mencari Murobbi yang Hilang

0 comments
Siapa yang tidak kenal mentoring, pasti bagi aktivis dakwah ini merupakan mediasi sebagai suplemen kehidupan. Mentoring ini pada tiap tahunnya akan melahirkan generasi-generasi emas yang siap membawa kejayaan Islam kembali. Maka supaya bertambahnya anggota pejuangan, mahasiswa baru nantinya akan diajak bergabung dalam mentoring untuk dipersiapkan secara rukhiyah. Tiap generasi harus juga melahirkan mentor-mentor yang berkualitas agar mampu mengajak adik-adik mentiinya untuk tetap berpegang teguh pada tali agama Allah.

Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Universitas Jenderal Soedirman, mengadakan TFT (Training For Tentor) ke-2 di Bumi Perkemahan Baturraden. Tema TFT ialah "Mencari Murobbi yang Hilang", ini bukan berarti bermain petak umpat atau mencari murobbi yang diculik. Melainkan mencari jati diri seseungguhnya menjadi seorang murobbi. TFT ini diadakan pada Sabtu, 23 Juni 2012 selama dari pagi hingga sore.

Acara TFT kali ini sedikit berbeda, yang biasanya diadakan di dalam ruangan dan berupa materi namun sekarang lebih seru karena menjelajah hutan sambil bermain outbond. Teknis acara seperti Dauroh militansi jadi bersifat fisik. Walaupun TFT ini dibuat lebih serius dan militer dengan adanya hukuman berupa fisik tapi bukan berarti ini sebagai media kekerasan melainkan melatih untuk bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan. TFT ini mengundang trainer-trainer hebat yang diundang dari kakak-kakak crescendo team. 

Jumlah peserta yang mengikuti TFT ini mencapai 120 peserta yang berasal dari LDF, LDJ/PS maupun dari luar Unsoed. Peserta ikhwan berjumlah 45 peserta dan akhwat berjumlah sekitar 75 peserta, mereka terbagi ke dalam 3 kelompok besar yang di dalamnya terbagi lagi menjadi 2 kelompok kecil. Kegiatan TFT ini dibagi menjadi 3 pos baik ikhwan maupun akhwat. Setiap pos mempunyai beberapa permainan outbond dan tugas yang harus diemban selama acara. Perjalanan menuju antar pos mereka harus menapaki jalan yang naik turun, menelusuri hutan dan harus pandai membaca peta maupun mata angin.

Acara yang berlangsung dari pagi hari hingga matahari tenggelam, memberikan kenangan tersendiri bagi pesertanya. Banyaknya permainan yang dilalui dan tugas yang diberikan memberikan banyak manfaat dalam peranan penting mentoring karena mengandung nilai-nilai yang harus diterapkan dalam mentoring nantinya. Tidak hanya sampai semua pos yang dilalui, sebelum apel penutupan TFT diadakan peserta diberikan kesempatan untuk bermain perang-perangan. Mereka harus mencuri panji dan mas'ul dari kelompok yang mereka buru namun mereka tidak mengetahui  kelompok makna yang harus mereka buru.

Aplikasi mentoring tidak semudah apa yang kita bayangkan namun dengan TFT ini bisa dijadikan jembatan pembelajaran agar bisa lebih baik kedepannya.Semoga akan terus melahirkan murobbi-murobbi unggulan untuk bisa mewujudkan kemenangan Khalifah Islamiyah.

"Murobbi yang hilang telah kembali, kencangkan ikatan kita sambut para mujahid-mujahid baru yang sudah ada di depan mata."

Gambar 1. Permainan Jembatan Bambu.

Gambar 2. Permainan Puzzle Manusia.

Gambar 3. Persiapan peserta di pos 2.

Gambar 4. Permainan Panjat Tali.

Gambar 5. Orasi simulasi penyampain materi.

Gambar 6. Permainan Halang Rintang.

Gambar 7. Permainan Ring Berpindah.

Gambar 8. Persiapan perang-perangan.

Leave a Reply